Sabtu, 15 November 2008


Peristiwa 10 November merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya.NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.

Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.

Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.

Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kiyai-kiyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti bung tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.

Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Senin, 10 November 2008

KASEK beserta ibu SMPN 2 Bojonegoro jadi CJH 2008


Drs BB Sutedjo MPd beserta ibu dengan semangat serta deg-degan (jawa) yang dirasakan saat pgrinews silaturohim ke rumahnya sebab segala yang ia rasakan belum pernah ada di angan-ngan ,ketika ada Pak haji yang sedang menjelaskan segala bekal yang harus ia bawa pun beranjak guna berngkat utk menyiapkannya seperti yang dijelaskan salah satu guru yang bernama Hj wiwik pamuji yang keseharian mengajar di Salah satu SMAN Favorit di bojonegoro yang kebetulan berangkat jamaah haji pada tahun 2004.

Beda pula yang diutarakan olah Bambang ketika pak haji mengolah alih Peta yang konon katanya peta dari Drs Lukito Diknas Prop.jJatim karena beliau sebagai Panp PPH tahun 2008 uantuk para pejabat di kalangan Dikans pada wilayah Jawa timur,ketika peta Mekkah dibuka dan dijelaskan oleh salah satu masyarakat panjunan xtidu untuk menjelaskan secara detail baikketika masuk pintu manasaja di Mekkah sebaiknya dingat-ngat sebab semua pintunya sama .

Pak haji itu menperjelas lagi jika di medinah sangat beda sebab jamaah putra Haji dengan jamaah haji Putri tempatnya memang di hijab katanya,tokoh masyarakat tdb mengimbuhkan jika nanti kebetulan lebih ke medinah maka hrs di ingt janjinya di tiang ini,itu bahkan Bu Bambang menambahkan jika bisa dgn berSMS ria tapi harus hati-hati.

Alloh yang maha kholiq memanggilnya ketika Calon jemaah haji dipanggil dengan sebutan “Yaa Ulill albabb”artinya wahai orang-orang yang cerdas mengapa dikatakan cerdas sebab ketika orang banyak dililit krisis ekonomi jilid kedua di negeri ini bersusah buang -buang harta kekayaan berupa uang yang hanya melihat batu hitam hajar asawat belaka oleh sebab itu Alloh menyebutkannya Ulill Albabb.,di buat bisnis ,usaha dagang memang dapat kaya.

Oleh sebab itu ,ketika pgrinews mengambil gambar serta sempat silaturohim yang insyAllah ia berangkat pada tanggal 4 November 2008 pukul 06.00 dari Kalitidu memberikan pesan semoga diberikan kesabaran dan melaksanakan rukun hajinya dengan sempurna amin dan pulang dengan sebutan haji mabrur,janji Allah ketika orang cerdas mau mengeluarkan harta kekayaan berpuluh-puluh juta hanya satu Hajan mabrurro dan jannahtun NaimNya Allah

Minggu, 02 November 2008


namanya pak Rasmadi dia terkenal sebagai guru yang kreatif, maka aku bangga guru favoritku itu bisa menggondol sebuah penghargaan yang tak terduga yang dapat di unjuk gigikan kepada smpn1 bojonegoro yang nominasinya adalh pesaing yang akhirnya dapat di luluhkan oleh guru kita tersebut.... maka saya harap anak2 di smp 2 jga jangan kalah sama kreatifitas pak ras donk,...,, karena kalau anak2dapat membuat karya ilmiah seperti pak ras, pasti smp2 tak kalah dengan smp yang lain